Dyz@ Midwefery

Dede Yiyin Zulhijjah

Jumat, 15 Juni 2012

Makalah Asuhan Antenalat Kebidanan Komunitas


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Keselamatan dan kesejahteraan ibu secara menyeluruh merupakan perhatian yang utama bagi seorang bidan. Bidan bertanggung jawab memberikan pengawasan, nasehat serta asuhan bagi wanita selama masa hamil, bersalin dan nifas. Asuhan kebidanan yang diberikan termasuk pengawasan pelayanan kesehatan masyarakat di komunitas, baik di rumah, posyandu maupun polindes (Rafless, 2011).
Sebagai seorang bidan yang nantinya yang akan ditempatkan di desa, dalam menjalankan tugas ia merupakan komponen dan bagian dari masyarakat desa dimana ia bertugas. Selain dituntut dapat memberikan asuhan bermutu tinggi dan komprehensif, seorang bidan harus dapat mengenal masyarakat sesuai budaya setempat dengan sebaik-baiknya, mengadakan pendekatan dan bekerjasama dalam memberikan pelayanan, sehingga masyarakat dapat menyadari masalah kesehatan yang dihadapi serta ikut secara aktif dalam menaggulangi masalah kesehatan baik untuk individu mereka sendiri maupun keluarga dan masyarakat sekitarnya (Rafless, 2011).
B.     Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Askeb V (Kebidanan Komunitas) pada jurusan D3 Kebidanan Semester IV



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.          Asuhan Antenatal Di Komunitas
1.        Definisi
Asuhan antenatal adalah asuhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya. Hal ini bertujuan untuk melihat dan memeriksa keadaan ibu dan janin yang dilakukan secara berkala. Tiap hasil pemeriksaan diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan selama kehamilan. Pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim
2.        Tujuan
a.         Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan serta pertumbuhan dan perkembangan bayi
b.         Mendeteksi adanya komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin
c.         Merencanakan asuhan khusus sesuai dengan kebutuhan
d.        Mempersiapkan persalinan serta kesiagaan dalam menghadapi komplikasi
e.         Mempersiapkan masa nifas dan pemberian ASI eksklusif
3.        Standar Pelayanan Antenatal (6 Standar)
Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil
Standar 4 : Pemeriksaan Dan Pemantauan Antenatal
Standar 5 : Palpasi Abdominal
Standar 6 : Pengelolaan Anemia Pada Kehamilan
Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi Pada Kehamilan
Standar 8 : Persiapan Persalinan
4.        Standar Alat Antenatal
Peralatan Tidak Steril
a         Timbangan BB dan pengukur TB
b        Tensi meter dan stetoscope
c         Funandoskop
d        Termometer dan alat pengukur
e         Senter
f         Reflek hammer
g        Pita pengukur LILA
h        Metline
i          Pengukur Hb
j          Bengkok
k        Handuk kering
l          Tabung urine
m      Lampu spiritus
n        Reagen untuk pemeriksaan urine
o        Tempat sampah
Peralatan Steril
a         Bak instrument
b        Spatel lidah
c         Sarung tangan (Handscoen)
d        Spuit dan jarum

Bahan-bahan Habis Pakai
1.      Kassa bersih
2.      Kapas
3.      Alkohol 70%
4.      Larutan Klorin
Formulir yang Di Sediakan
1.      Buku KIA
2.      Kartu status
3.      Formulir rujukan
4.      Buku register
5.      ATK
6.      Kartu penapisan dini
7.      Kohort ibu/bayi
Obat-obatan
1.
Golongan roborantia (Vit B6 dan B kompleks)
2. Vaksin TT
3. Kapsul yodium
4. Obat KB

5.        Manajemen Asuhan Antenatal
a.         Pengumpulan data dasar
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Dari literatur Rukiyah dkk (2009), untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara :
1).      Anamnesa meliputi biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan dan nifas, biopsikososial, pengetahuan klien.
2).      Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda vital.
3).      Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi)
4).      Pemeriksaan penunjang (laboratorium serta catatan terbaru dan sebelumnya)
b.        Interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa dang ditegakan bidan dalam lingkungan praktek bidan dan memenuhi standar nomenklatur diagnose kebidanan.
Sebagai contoh rumusan diagnose adalah : G1P0A0 Hamil 10 minggu, dengan dasar tes kahamilan (+) positif, hamil ke satu, HPHT. Dari diagnosa tersebut maka dapat ditentukan masalah yang dialami klien serta dapat menetapkan kebutuhan klien.
Masalah adalah yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian data yang menyertai diagnosa, sedangkan kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan klien dan belum teridentifikasi dalam diagnose dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data.
c.         Mengidentifikasi diagnosa atau potensial masalah
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan.
d.      Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera
Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan.
e.         Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau antisipasi.
Pada langkah ini informasi data yang telah lengkap dapat dilengkapi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap yang dapat dilengkapi. Pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana asuhan bersama klien kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.
f.          Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisiensi dan aman
Pada langkah ini rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah sebelumnya dilakukan secara efisien dan aman. Pelaksanaan ini byasanya dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya.
g.         Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan atau bantuan apakah benar-benar efektif dalam pelaksaannya.

B.          Asuhan Intranatal Di Komunitas
1.      Definisi
Asuhan Intranatal adalah asuhan atau pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan kompeten, yaitu dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan. Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat adalah: dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan.
Pada kenyataan dilapangan, masih terdapat penolong persalinan yang bukan tenaga kesehatan, dan dilakukan di luar fasilitas pelayanan kesehatan. Secara bertahap seluruh persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
2.      Standar Pelayanan Kebidanan
a. Asuhan saat persalinan
Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah dimulai, kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai, dengan memperhatikan kebutuhan ibu selama proses persalinan berlangsung.
b. Persalinan yang aman
Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman dengan sikap sopan dan penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi setempat.
c. Pengeluaran plasenta dengan penegangan tali pusat
Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.
d. Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi
Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II yang lama, dan segera melakukan episiotomi dengan aman untuk memperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum.
2.  Persiapan Bidan Meliputi :
a.       Menilai secara tepat bahwa persalinan sudah dimulai, kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai dengan memperhatikan kebutuhan ibu selama proses persalinan .
b.      Mempersiapkan ruangan yang hangat dan bersih serta nyaman untuk persalinan dan kelahiran bayi.
c.       Persiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan dan pastikan kelengkapan jenis dan jumlah bahan-bahan yang diperrlukan serta dalam keadaan siap pakai pada setiap persalinan dan kelahiran bayi.
d.      Mempersiapkan persiapan rujukan bersama ibu dan keluarganya. Karena jika terjadi keterlambatan untuk merujuk ke fasilitas yang lebih memadai dapat memahayakan keselamatan ibu dan bayinya.apabila iu dirujuk, siapkan dan sertakan dokumentasi asuhan yang telah diberikan.
e.       Memberikan asuhan sayang ibu, seperti memberi dukungan emosional, membantu pengaturan posisi ibu, memberikan cairan dan nutrisi, memberikan keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur, serta melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan teknik pencegahan infeksi.
3. Persiapan Rumah Dan Lingkungan
    Ruangan atau lingkungan dimana proses persalinan akan berlangsung harus memiliki pencahayaan penerangan yang cukup, ranjang sebaiknya diletakkan ditengah-tengah ruangan agar mudah didekati dari kiri maupun kanan, dan cahaya sedapat mungkin tertuju pada tempat persalinan. Persiapan untuk mencegah terjadinya kehilangan panas tubuh yang berlebihan, perlu disiapkan juga lingkungan yang sesuai bagi bayi baru lahir dengan memastikan bahwa ruangan bersih, hangat, pencahayaan yang cukup dan bebas dari tiupan angin. Apabila lokasi tempat tinggal ibu di daerah pegunungan atau yang beriklim dingin, sebaiknya sediakan minimal 2 selimut, kain atau handuk yang kering dan bersih untuk mengeringkan dan menjaga kehangatan tubuh bayi.
a.        Situasi dan Kondisi
 Situasi dan kondisi yang harus diketahui oleh keluarga, yaitu :
1).    Rumah cukup aman dan hangat
2).    Tersedia ruangan untuk proses persalinan
3).    Tersedia air mengalir
4).    Terjamin kebersihannya
5).    Tersedia sarana media komunikasi
b.      Rumah
Tugas bidan adalah mengecek rumah sebelum usia kehamilan 37 minggu dan syarat rumah diantaranya :
1).    Ruangan sebaiknya cukup luas
2).    Adanya penerangan yang cukup
3).    Tempat nyaman
4).    Tempat tidur yang layak untuk proses persalinan


4. Persiapan Peralatan
    Perlengkapan yang harus disiapkan oleh keluarga untuk melakukan persalinan di rumah :
1.Persiapan untuk pertolongan persalinan
-Waskom
- Sabun cuci
- Handuk kering dan bersih
- Selimut
- Pakaian ganti
- Pembalut
- Kain pel
- Lampu
2. Persiapan Untuk Bayi
- Handuk Bayi
- Tempat Tidur Bayi
- Botol air panas untuk menghangatkan alas
- Pakaian bayi
- Selimut bayi
5. Persiapan Ibu Dan Keluarga
Persalinan adalah saat yang menegangkan bahkan dapat menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi ibu. Upaya untuk mengatasi gangguan emosional dan pengalaman yang menegangkan dapat dilakukan dengan asuhan sayang ibu selama proses persalinan.

6.Manajemen Asuhan Intranatal
Asuhan intranatal yang diberikan harus baik dan benar sesuai dengan standar, sehingga dapat membantu menurunkan angka kematian atau kesakitan ibu dan bayi
a) Intranatal Di Rumah
1.Asuhan Persalinan Kala I
Bertujuan untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai dalam pertolongan persalinan yang bersih dan aman
Bidan perlu mengingat konsep tentang konsep sayang ibu, rujuk bila partograf melewati garis waspada atau ada kejadian penting lainnya
2.Asuhan Persalinan Kala II
Bertujuan memastikan proses persalinan aman, baik untuk ibu maupun bayi
Bidan dapat mengambil keputusan sesegera mungkin apabila diperlukan rujukan
3.Asuhan Persalinan Kala III
Bidan sebagai tenaga penolong harus terlatih dan terampil dalam melakukan manajemen aktif kala III
Hal penting dalam asuhan persalinan kala III adalah mencegah kejadian perdarahan, karena penyebab salah satu kematian pada ibu.
4.Asuhan Persalinan Kala IV
Asuhan persalinan yang mencakup pada pengawasan satu sampai dua jam setelah plasenta lahir.
Pengawasan/observasi ketat dilakukan pada hal-hal yang menjadi perhatian pada asuhan persalinan kala IV.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Asuhan antenatal adalah asuhan atau pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan. Pelayanan antenatal yang berkualitas adalah yang sesuai dengan standar pelayanan antenatal seperti yang ditetapkan dalam buku Standar Pelayanan Kebidanan.
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan kompeten, yaitu dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan.Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat adalah: dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan. Pada kenyataan dilapangan, masih terdapat penolong persalinan yang bukan tenaga kesehatan, dan dilakukan di luar fasilitas pelayanan kesehatan. Secara bertahap seluruh persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.

B.     Saran
Agar kehamilan dan persalinan berlangsung dalam batasan normal, hendaknya periksalah ke fasilitas kesehatan (BPS, praktek dokter, rumah sakit, puskesmas) yang didalamnya terdapat tenaga kesehatan yang terlatih seperti bidan/dokter.
DAFTAR PUSTAKA


Depkes RI. (1999). Buku Pedoman Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas, Departemen kesehatan, Departemen Dalam Negeri, Tim Penggerak PKK dan WHO. Jakarta.

Depkes RI. (2002). Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.

Depkes RI. (2003). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.

Pelayanan Obtetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Asuhan Neonatal Essensial. 2008

Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar